TERTIB DAMAI SALAM DAN BAHAGIA
1. Tertib dalam berbicara
Seorang pamong hendaknya ketika
bebicara selalu menyenangkan terhadap siapapun. Ki Hadjar Dewantara menyitir
ajaran dari pujangga Mangkunegara dalam serat Wedhatama bahwa. Berbicara itu hendaknya
menyenangkan yang mendengar.
Seorang pamong dituntut berbicara
santun, tidak kasar, jorok dan porno. Setiap perkataan dalam berbicara tidak
menyakitkan, menyudutkan, memojokkan, menjengkelkan, membanding-bandingkan,
menggurai yang membuat ketidak senangan bagi yang mendengarkan. Sebaliknya
dalam berbicara hendaknya selalu bermakna dan berterima serta diusahankan.
Berbicara hendaknya pakai aturan,
bukan hanya asal bicara. Maknanya dalam berbicara hendaknya senantiasa dapat
menimbulkan dorongan atau semangat, inspirasi dan aspirasi serta dapat
mencairkan suasana.
2. Tertib dalam bertindak
Pamong melakukan tindak tertib yaitu
pamong yang memiliki pikiran dan tindakan teratur dan stabil.
Seorang pamong yang
tertib dilandasi oleh tindakan disiplin diri. Disiplin diri yaitu tindakan
tertib teratur, walaupun tidak dalam pengawasan pihak lain. Pamong yang
berkepribadian disiplin diri adalah pamong yang mampu mengalahkan ego yang ada
pada dirinya sendiri sehingga dapat mengatur hidupnya dengan baik. Ia mampu
mengetahui kekurangan dan kelemahan diri sendiri. Disiplin diri berkaitan
dengan sikap sabar, jujur, rendah hati dan menahan emosi. Akan tetapi disiplin
diri banyak hubungan dengan waktu. Pamong yang tertib adalah seorang pamong
yang dapat menghargai waktu, kemudian mengelolanya kedalam kegiatan yang
produktif dengan disiplin.
Siswa tidak akan
menaruh rasa hormat kepada pamong yang kurang disiplin. Mereka akan kecewa
memiliki pamong yang tidak dapat dijadikan contoh atau panutan dalam hidupnya.
Pamong yang tidak tertib dalam pembelajaran yaitu akan mengajar seenaknya,
tidak rapi dan teratur serta tidak menarik, hal ini berakibat siswa tidak
simpatik dan kacau dalam berpikir. Akibatnya pembelajaran tidak efektif dan
tidak kena sasaran.
Selai berkepribadian
disiplin diri, seorang pamong hendaknya memahami dan mentaati peraturan
perundangan yang berlaku dan ketentuan-ketentuan lainnya serta menjalan kode
etik pomong.
Di lingkungan
Tamansiswa, seorang pamong tidak dibenarkan melanggar tri-pantang yaitu:
a.
Pantang menyalahgunakan kekuasaan
seperti bertindak otoriter, bersikap kuasa dan mengambil keuntungan pribadi
karena sedang berkuasa
b.
Pantang menyalahgunakan keuangan yaitu
sebuah upaya mencari keuntungan (uang) yang tidak legal berkaitan dengan
kekuasaan yang dimilikinya
c.
Pantang berbuat asusila
3. Tertib beradministrasi
Seorang pamong
hendaknya melakukan administrasi yang dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya
pencatatan perkembangan peserta didik. Pencatatan atau administrasi yang
dilakukan bukan hanya untuk pemeriksaan atasan, tetapi benar-benar dapat
dimanfaatkan sebagai dasar dalam strategi pendidikan dengan mengikuti
perkembangan peserta didik secara terus menerus sehingga perkembangan cipta,
rasa dan karsa peserta didik tidak terhambat.
Seorang pamong juga
harus memiliki catatan perkembangan setiap peserta didik sehingga setiap pamong
dapat menilai dan mengevaluasi setiap peserta didik dan serta melakukan
implimentasi yang berdasarkan aturan yang berlaku
Pada
saat peserta didik melakukan pelanggaran sebuah aturan, maka pamong langsung
menghukum agar peserta didik kembali disiplin.
Ada tiga hal dalam
melakukan hukuman kepada perserta didik menurut Ki Hadjar Dewantara:
a.
Hukuman harus dilakukan segera
mungkin, tidak menundanya sampai waktu berselang
b.
Jenis hukuman harus setimpal dengan
kesalahan
c.
Penghukuman harus adil
Kepribadian yang damai
Jika
seorang pamong ingin menjadi pribadi yang terhormat dan mulia, maka kita harus
mampu menjaganya dengan perbuatan dan tindakan yang membuat kita pantas untuk
di hormati dan dimuliakan. Cara berpikir dan bersikap demikian memungkinkan
kita tetap merasa damai dan berterima kasih.
Pamong
yang tenang karena hatinya damai, telah belajar bagaimana mengendalikan diri
dan paham betul harus bagaimana ia menempatkan dan memposisikan dirinya
diantara orang lain. Semakin damai batin seorang pamong, ia akan semakin mampu
membangun pemahaman dengan baik dan jelas hubungan internal dengan segala
sesuatu dengan cara merangkai hubungan sebab-akibat, kemudian ia mampu
menghilangkan perasaan cemas, kecewa, sesal dan sedih, marah dan bingun, murung
dan keluh kesah. Akhirnya pamong dapat menghadapi berbagai masalah dengan
mantap dan damai.
Kepribadian Yang Bahagia
Bahagia
adalah perasaan senang, gembira dan bergairah dalam menjalankan tugas
kehidupan. Rasa bahagia atau derita ditentukan oleh bagaimana cara berpikir
kita. Memiliharasa rasa bahagia
1.
Selalu berpikir positif
Orang yang mengisi pikirannya dengan hal-hal
positif akan menjadikan tindakan-tindakannya positif juga. Dari tindakan yang
dilakukan berulang-ulang akan menimbulkan kebiasaan, dari kebiasaan itulah akan
melahirkan karakter.
Karakter adalah diri kita yang sebenarnya jika
kita mengisi atau menaruh pikiran kita yang postif maka karakter kita juga
positif. Dan sebaliknya jika pikiran kita isi dengan hal-hal negatif, maka
tindakan dan kebiasaan kitapun akan negatif pula yang pada gilirannya akan
membentuk karakter yang negatif. Pikiran negatif yang masuk kedalam alam
pikiran kita bisa karenakan hasil ciptaan kita sendiri.
2.
Sadar bahea setiap orang punya
kekurangan dan kelebihan
Sadar pula bahwa setiap orang itu punya keunikan
dan punya cara hidup yang berbeda. Sebagai seorang pamong harus mampu menjalin
hubungan dengan siapapun dengan harmonis.
3.
Sikap sederhana
Pamong yang sikap hidup sederhana memiliki
pandangan atau persepsi hidup yang sederhana terhadap apapun dan siapapun. Cara
berpikir demikian akan membuat mudah baik dalam sikap maupun tindakan kita
(Kihadjar Dewantara)
Oleh:
Stefanus Rangga Duni
-------------------------------------------------------------------------------------------
0 Komentar