Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWAPADA MATAPELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DENGAN ALAT PERAGA PUZZLE PERKALIAN DI KELAS III SD INPRES POGO LEDE KECAMATAN KOTA TAMBOLAKA SUMBA BARAT DAYA.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWAPADA MATAPELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DENGAN ALAT PERAGA PUZZLE PERKALIAN DI KELAS III SD INPRES POGO LEDE KECAMATAN KOTA TAMBOLAKA SUMBA BARAT DAYA. 

LOGO 

UNIVESITAS NUSA CENDANA KUPANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) NUSA TENGGARA TIMUR 

 BAB I PENDAHULUAN
 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dari manusia, melalui pendidikan manusia menjadi cerdas dan memiliki keperibadian yang lebih baik. Untuk itu pendidikan dilakukan melalui proses yang berjenjang baik secara formal, maupun non formal. Pendidikan sangat penting bagi manusia karena melalui pendidikan manusia akan mendapat berbagai macam pengetahuan dan keterampilan. Penguasaan terhadap dua komponen tersebut menunjang proses perubahan sikap dan tingkah laku pada manusia. Era globalisasi yang penuh dengan persaingan merupakan tantangan bagi dunia pendidikan. Teknologi pembelajaran inovatif dikembangkan dengan cara mengadaptasi atau mengadopsi teknologi pembelajaran inovatif yang memenuhi standar internasional. Hal ini tidak lain merupakan salah satu upaya untuk memenuhi amanat salah satu kebijakan inovatif, yaitu mutu lulusan tidak cukup bila diukur dengan standar lokal atau nasional. Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UURI No. 20 Th. 2003). Tujuan ini dituangkan dalam tujuan pembelajaran matematika yaitu melatih cara berfikir dan bernalar, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan menyampaikan infomasi atau mengkomunikasikan gagasan, sehingga matematika merupakan bidang ilmu yang strategis untuk membentuk generasi yang siap menghadapi era global. Matematika sebagai disiplin ilmu turut memberi andil dalam pengembangan dunia teknologi yang kini telah mencapai puncak kecanggihan dalam mengisi berbagai dimensi kebutuhan hidup manusia. Era global yang ditandai dengan kemajuan teknologi Pembelajaran matematika tidak lagi mengutamakan pada penerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan proses informasi. Permasalahan di SD Inpres Pogo Lede, sekelompok siswa beranggapan bahwa mata pelajaran matematika sulit dipahami, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: Pertama, siswa kurang memiliki pengetahuan prasyarat serta kurang mengetahui manfaat pelajaran matematika yang ia pelajari. Kedua, daya abstraksi siswa kurang dalam memahami konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak.Ketiga, siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika materi tentang perkalian. Dalam mengajarkan matematika, diusahakan agar siswa mudah memahami konsep yang ia pelajari, sehingga siswa lebih berminat untuk mempelajarinya. Menurut Dienes (dalam Sodikin, 2004:134) setiap konsep matematika dapat dipahami dengan mudah apabila kendala utama yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi atau dihilangkan. Dienes berkeyakinan bahwa anak pada umumnya melakukan abstraksi berdasarkan pengalaman konkret, sehingga cara mengajarkan konsep-konsep matematika dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan objek konkret. Dengan demikian, dalam mengajarkan matematika perlu adanya benda-benda kongkrit yang merupakan model dari ide-ide matematika, yang selanjutnya disebut sebagai alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran. Alat bantu pembelajaran ini digunakan dengan maksud agar anak dapat mengoptimalkan panca inderanya dalam proses pembelajaran, mereka dapat melihat, meraba, mendengar, dan merasakan objek yang sedang dipelajari. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, akan dilakukan tindakan melalui Pembelajaran Matematika dengan Permainan Rumah Perkalian. Rumah Perkalian digunakan dalam pembelajaran Matematika agar pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan di samping itu melalui permainan tanpa dipaksa siswa akan berusaha untuk menghafal dan bisa menghitung perkalian dengan cepat. Berkaitan dengan uraian di atas, penulis akan meneliti tentang peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi tentang perkalian dengan alat peraga permainan rumah perkalian di kelas 3A SD Inpres Pogo Lede! Rumusan masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut: Bagaimana penggunaan Puzzle Rumah Perkalian supaya dapat meningkatkan Hasil Belajar pada mata pelajaran Matematika Materi tentang perkalian pada Siswa Kelas III Sd Inpres Pogo Lede? Pembatasan Masalah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka pembatasan masalah dapat dituliskan sebagai berikut: Penelitian ini hanya membahas rencana pembelajaran matematika pada materi perkalian untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III A SD Inpres Pogo Lede Kecamatan Kota Tambolaka Kabupaten Sumba Barat Daya. Membahas penggunaan media untuk peningkatkan hasil belajar siswa kelas III A SD Inpres Pogo Lede. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian tindakan kelas ini bertujuan: Dengan menggunakan permainan puzzle rumah perkalian maka dapat meningkatkan hasil Belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi tentang Perkalian pada Siswa Kelas III A Semester 2 SD Inpres Pogo Lede Kecamatan Kota Kabupaten Sumba Barat Daya tahun pelajaran 2014-2015. Manfaat penelitian Manfaat penelitian dapat dibedakan atas dua bagian yaitu: secara teoritis dan praktis Teoritis Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media puzzele perkalian. Praktis Bagi Siswa Membantu menumbuhkan potensi dalam diri siswa misalnya tanggung jawab, kerja sama, percaya diri, rasa sosial, berani menghadapi tantangan dan latihan berkompetisi. Membantu siswa untuk lebih mudah memahami konsep pelajaran yang diajarkan. Bagi Guru Menambah pengetahuan dan wawasan tentang peranan guru dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar Matematika. Sebagai masukan dan penambah semangat kreativitas dalam meningkatkan pembelajaran khususnya penggunaan alat atau media pembelajaran dan metode dalam Matematika. Sebagai pendorong dalam pengembangan diri, berkreativitas, berinovasi dalam mencari dan menggunakan berbagai alat/media pembelajaran dan model dalam pembelajaran Matematika. Bagi Sekolah Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dan kualitas tenaga pendidik. Sebagai motivator dalam peningkatan kompetensi dan kualitas pendidikan pada umumnya Sebagai bahan informasi dan kontribusi bagi dunia pendidikan, khususnya dalam pengembangan media pembelajaran pada mata pelajaran Matematika. Bagi Peneliti Sebagai bahan acuan untuk meneliti selanjutnya. untuk mengembangkan diri sebagai calon guru yang profesional.

BAB II KAJIAN PUSTAKA
 Hasil Belajar Pengertian Belajar Sebelum membicarakan pengertian hasil belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Menurut Winkel (1999:39) mengatakan belajar adalah ”suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap.” Menurut Hamalik dalam Ridwan (2003) belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Muhibbin Syah (2008: 90-91) mengutip pendapat Reber dalam kamusnya (Dictionary of Psychology) membatasi belajar dengan dua macam definisi, yaitu: Belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Pengertian ini biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang kurang representatif karena tidak mengikutsertakan perolehan ketrampilan nonkognitif. Belajar adalah perubahan kemampuan bereaksi yang relatif permanen sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar, yaitu : Relativety permanent (yang secara umum menetap), Respons potentiality (kemampuan bereaksi), Reinforce (penguatan), dan Practice ( praktik atau latihan ). Menurut Mahfud Shalahuddin dalam Sudjana (2004: 29) dalam buku Pengantar Psikologi Pendidikan mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan. Perubahan itu sendiri berangsur-angsur dimulai dari sesuatu yang tidak dikenalnya, untuk kemudian dikuasai atau dimilikinya dan dipergunakannya sampai pada suatu saat dievaluasi oleh yang menjalani proses belajar itu. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian balajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap atau parmanen sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, efektif dan psikomotor. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Dengan demikian bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Jadi hasil adalah sesuatu yang telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan pada mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Pengertian hasil belajar menurut Abu Muhammad Ibnu Abdullah (2008) adalah taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut Poerwanto (1986:28) yang dimaksud hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. S. Nasution dalam Sudjana (2004:17) mengemukakan hasil belajar sebagai “kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Hasil belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek (kognitif, afektif dan psikomotor), sebaliknya dikatakan hasil belajar kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Sedangkan Winkel dalam Sudjana (1996:45) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusi berubah dalam sikap dan tingka lakunya. Dari pendapat-pendapat di atas, maka pengertian hasil belajar adalah tingkat keberhasilan seseorang dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk raport atau nilai melalui kegiatan evaluasi setelah mengalami proses belajar mengajar. Jenis dan Indikator hasil Belajar Menurut Benjamin S. Bloom, sebagaimana yang dikutip oleh Abu Muhammad Ibnu Abdullah (2008) bahwa hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga ranah, yaitu : Ranah Kognitif Ranah Afektif Ranah Psikomotor Untuk mengungkap hasil belajar pada ketiga ranah tersebut diperlukan patokan-patokan atau indikator sebagai penunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih hasil pada tingkat tertentu dari ketiga ranah tersebut. Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikator-indikator hasil belajar sangat diperlukan ketika seseorang akan menggunakan alat dan kiat evaluasi sehingga penggunaan alat evaluasi akan menjadi lebih tepat, reliabel dan valid. Tabel 01. Jenis dan Indikator hasil Belajar No Jenis hasil belajar Indikator hasil Belajar Dapat: 1 Ranah Cipta (Kognitif) Pengamatan Ingatan Pemahaman Penerapan Analisis(pemeriksaan dan pemilahan secara teliti) Sintesis(membuat penduan baru dan utuh) Menunjukkan Membandingkan Menghubungkan Menyebutkan Menunjukkan kembali Menjelaskan Memberikan contoh Menyimpulkan 2. Ranah Rasa (Afektif) Penerimaan Apresiasi(sikap menghargai) Internalisas(pendalaman) Karaktirasasi Mengingkari Melembagakan atau meniadakan. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari 3. Ranah Karsa (Psikomotor) Ketrampilan bergerak dan bertindak Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya Mengucapkann Membuat mimik dan gerakan. Faktor- faktor yang Memengaruhi hasil Belajar Hasil belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum yang diukur oleh IQ di mana IQ yang tinggi dapat meramalkan kesuksesan hasil belajar. Namun demikian ada beberapa kasus pada IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin kesuksesan seseorang dalam belajar. Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar bermasyarakat. IQ bukanlah satu-satunya faktor penentu kesuksesan hasil belajar seseorang, ada faktor-faktor lain yang turut memberi andil memengaruhi perkembangan hasil belajar. Menurut Sunarto (2009) ada dua faktor yang memengaruhi hasil belajar yaitu faktor yang terdapat di dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor yang ada di luar siswa (faktor ekstern). Faktor intern meliputi : Kecerdasan / intelegensi Bakat Minat Motivasi Faktor ekstern mencakup : Keadaan lingkungan keluarga Keadaan lingkungan sekolah Keadaan lingkungan masyarakat. Muhibbin Syah (2008: 139) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar peserta didik di sekolah, secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : Faktor Internal Faktor ini merupakan factor dari dalam diri peserta didik yakni keadaan jasmani atau rohani peserta didik. Faktor fisiologis Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya. Faktor psikologis, yaitu : Intelegensi atau IQ Intelegensi / IQ adalah kecerdasan dan kemampuan seseorang. Perhatian Perhatian merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi dalam proses belajar mengajar. Minat Minat merupakan ketertarikan akan sesuatu yang berasal dari dorongan dalam hati atau bakat, dorongan dalam diri sendiri bukan karena paksaan orang lain. Motivasi Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuata untuk mencapai tujuan tertentu. Faktor eksternal Faktor ini merupakan faktor dari luar peserta didik, yakni kondisi lingkungan sekitar peserta didik, diantaranya : Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat Faktor non sosial, yang meliputi : Keadaan dan letak gedung sekolah Keadaan dan letak rumah tempat tinggal keluarga Alat-alat dan sumber belajar Keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. PUZZLE RUMAH PERKALIAN Perkalian adalah operasi matematika satu bilangan dengan bilangan lain. Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi dasar di dalam aritmetika dasar (yang lainnya adalah perjumlahan, pengurangan, dan perbagian). Perkalian terdefinisi untuk seluruh bilangan di dalam suku-suku perjumlahan yang diulang-ulang; misalnya, 3 dikali 4 (seringkali dibaca "3 kali 4") dapat dihitung dengan menjumlahkan 3 salinan dari 4 bersama-sama. Matematika merupakan ilmu dasar yang mendasari semua penerapan dalam kehidupan nyata. Contoh penerapan nyata adalah dalam bidang medis. Ketika kita mendapatkan obat dari dokter 3x1 berarti 3 kali dalam sehari (pagi, siang, malam) masing-masing 1 (pil). Bukan sebaliknya, 1 kali dalam sehari 3 (pil). Hal ini perlu diperhatikan karena prosesnya sangat berbeda antara 3x2 dan 2x3. Seringkali kita berfokus pada hasilnya yang sama-sama 6. Penjelasan dalam bidang medis akan sangat jelas: 3x2 berarti 3 kali dalam sehari masing-masing 2 (pil) sedangkan 2x3 berarti 2 kali dalam sehari masing-masing 3 (pil). Dengan demikian, penjabaran dalam penjumlahan : 3x2 = 2 + 2 + 2; sedangkan 2x3 = 3 + 3. Menurut Christina Martono dalam tulisannya tentang Pelajaran Matematika Sekolah Dasar pada tanggal 03 Pebruari 2009 ada beberapa kiat khusus untuk mempermudah belajar matematika: Pemahaman rumus matematika dengan permainan. Penggunaan alat peraga. Harus benar-benar memahami penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, terutama dalam soal-soal yang bervariasi di dalam soal cerita. Sering mengadakan diskusi atau kerjasama untuk menentukan tahap-tahap penyelesaian soal-soal secara cepat, tepat dan mudah dipahami. Memperkenalkan berbagai macam bentuk bangun geometri melalui papan berpaku, sekaligus belajar mencari luas dan volume, mengukur panjang-pendek, dan berat suatu benda. Biasakan siswa untuk bisa menggambar sendiri bentuk bangun-bangun geometri tersebut. Penggunaan fasilitas ruang kelas sebagai media pembelajaran, misalnya pengubinan. Untuk mengenal materi jual-beli-laba-rugi sebaiknya dengan menggunakan kegiatan “pasar sederhana”termasuk materi tentang uang. Permainan rumah penjumlahan maupun rumah perkalian Penggunaan teka-teki silang matematik. Cerdas cermat. Penyampaian materi matematika dalam Bahasa Indonesia Pelajaran matematika memang selalu berhubungan dan terkait dengan angka-angka sehingga sering membingungkan serta membosankan bagi siswa, apalagi jika ternyata ada konsep salah yang dijelaskan guru. Banyaknya latihan dan tugas mengerjakan soal-soal sering membuat siswa semakin jenuh dan menjadikan matematika sebagai hantu yang menakutkan. Salah satu upaya agar matematika menjadi menyenangkan adalah melalui permainan "puzzle". Puzzle adalah teka-teki dengan tes kecerdikan, Puzzle sebagai sebuah teka-teki dasar merupakan permainan untuk menempatkan potongan-potongan dalam cara yang logis sesuai dengan solusi yang diinginkan. Solusi untuk teka-teki harus mengenali pola dan menciptakan urutan tertentu. Salah satu jenis puzzle yang berhubungan dengan pelajaran matematika adalah rumah perkalian. Rumah perkalian ini bisa digunakan pada siswa kelas 3 semester 2 sebagai kelanjutan penanaman konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang. Cara Bermain Rumah Perkalian: Sediakan petak permainan berupa: Tabel deret angka secara acak yang merupakan hasil dari perkalian dua bilangan. Kartu bilangan 1 sampai 9. Bentuk beberapa kelompok dengan anggota tiap kelompok minimal 4 orang. Salah satu anggota kelompok harus dipilih siswa yang telah memiliki kemampuan menghafal perkalian dengan benar dan dia dijadikan sebagai juri/wasit dalam kelompok. Tugas juri/wasit adalah mencatat perolehan jawaban benar dari masing-masing anggota kelompok. Masing-masing anggota kelompok secara bergiliran mengambil dua kartu bilangan kemudian meletakkan pada tabel rumah perkalian sesuai dengan hasil perkalian dua bilangan yang diambil. Jawaban benar mendapat 1 point dan jika salah 0 point. Jawaban tiap anggota harus berurutan sebanyak 5 kotak secara menurun, mendatar atau diagonal. Peserta yang menang adalah yang paling cepat mengurutkan deret jawaban dengan benar. Pemain yang kalah harus bersedia menerima hukuman sesuai dengan kesepakatan bersama. Pembelajaran Matematika Memanfaatkan Alat/Media Setelah guru mengetahui karakteristik matematika, akan lebih jelas peranan alat peraga dalam mengkonkretkan sesuatu yang abstrak untuk memperjelas penyajian. Tidak kalah pentingnya yaitu seorang guru mengetahui materi pelajaran matematika berkesinambungan dari kelas ke kelas lain di atasnya sehingga siswa yang belum menguasai fakta di kelas bawah sangat menjadi kendala di kelas berikutnya. Alat peraga merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan sesuatu atau isi pelajaran, memperjelas, dan menarik perhatian siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Alat peraga sebaiknya mudah cara menggunakannya, tidak berbahaya, mudah dicari, murah harganya, dan lebih utama lagi siswa dapat membuatnya sendiri (Akhmad Sudrajat. 2008). Dengan demikian alat peraga pendidikan merupakan alat pembelajaran yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar, karena dengan menggunakan alat peraga pembelajaran akan lebih menarik. Barang-barang yang tidak bermanfaat di lingkungan sekitar sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk membuat alat peraga tergantung dari kejelian guru dalam memanfaatkannya. Menurut Daryanto dalam Akhmad Sudrajat (2004: 23) media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Media atau alat bantu dapat diartikan sebagai alat bantu yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi, dan bahan pelajaran dalam merangsang perasaan, perhatian, dan keterampilan siswa. Media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat membangkitkan motivasi belajar. Pendidikan dengan media visual adalah cara memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dapat dilihat daripada sesuatu yang didengar atau dibacanya. Sukayati (2003:14) menjelaskan bahwa permainan dalam pembelajaran matematika di sekolah bukan untuk menerangkan melainkan suatu cara atau teknik untuk mempelajari atau membina keterampilan dari suatu materi tertentu. Secara umum cocok untuk membantu mempelajari fakta dan keterampilan. Beberapa pakar pendidikan mengatakan bahwa tujuan utama digunakan permainan dalam pembelajaran matematika adalah untuk memberikan motivasi kepada siswa agar siswa menjadi senang. Apabila guru berniat merencanakan kegiatan permainan matematika dalam pembelajaran, maka guru perlu mengkaji topik yang tepat untuk kegiatan yang didukung oleh permainan. Dari hasil kajian tersebut guru dapat memilih atau mengidentifikasi permainan yang bertujuan meningkatkan keterampilan matematika dan digunakan dalam waktu serta situasi yang tepat. Strategi pembelajaran matematika dalam bentuk permainan, yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yaitu: Mengidentifikasi topik-topik yang memerlukan pembinaan keterampilan khusus,misalnya fakta dasar penjumlahan atau perkalian. Menentukan tujuan pembelajaran secara jelas. Merencanakan kegiatan seraca rinci seperti bentuk permainan, sarana, dan evaluasi. Supaya penggunaan alat peraga atau media dapat mencapai tujuan yang diharapkan maka guru harus menggunakannyasemaksimal mungkin. Meskipun dengan benda yang sederhana, asalkan guru dapat menggunakannya dengan tepat, maka materi yang diberikan kepada siswa akan dapat diterima dengan jelas. Alat peraga atau media sangat beragam jenisnya: ada yang berupa gambar, benda tiruan ataupun benda yang sesungguhnya. Hal utama dalam penggunaan alat peraga atau media adalah disukai siswa, harganya murah, mudah dicari, dan tidak berbahaya. Biasanya siswa akan suka dan tertarik pada benda yang berwarna-warni. Oleh karena itu, agar penggunaan alat peraga atau media dapat mencapai sasarannya, guru dituntut untuk dapat mengatasi hal-hal yang dapat menghambat dalam penggunaannya. Tiap anak didik memiliki kemampuan indera yang berbeda atau tidak sama maka peranan media dalam model pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadiman dalam Devid (2008:6) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa. Menurut Encyclopedia of Educational Research (Oemar Hamalik) dalam Yahya (2008) bahwa manfaat media pendidikan diantaranya: Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir. Memperbesar perhatian para siswa. Memberikan pengalaman yang nyata menimbulkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa. kelebihan dan kelemahan alat peraga puzzele Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu: Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti: mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya. Kekurangan alat peraga yaitu: Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan Perlu kesediaan berkorban secara materiil Kerangka Berpikir Pengajaran dengan menggunakan media permainan yang dikaitkan dengan tema pembelajaran pada mata pelajaran matematika materi tentang perkalian siswa kelas IIIA semester II, melalui penggunaan permainan rumah perkalian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sebagaimana keunggulan dari media yang memiliki pengaruh yang besar terhadap pemahaman yang lebih baik pada diri siswa sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Di samping itu penggunaan permainan rumah perkalian ini juga mampu membangkitkan dan membawa siswa ke dalam suasana rasa senang dan gembiradi mana keterlibatan emosional dan mental akan berpengaruh terhadap semangat mereka belajar dan kondisi pembelajaran akan lebih hidup. Secara ringkas kerangka berpikir di atas dapat dibuat bagan sebagai berikut: Tabel 02. Hipotesis Tindakan Dari kajian teori di atas dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: Jika menggunakan Permainan Rumah Perkalian maka hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran matematika materi tentang perkalian di Kelas 3 SD Inpres Pogo Lede. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Menurut Mukhlis (2000: 5) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Penjelasan alur di atas adalah: Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya penggunaan permainan model monopoli. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1 dan 2, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. 2. Lokasi Penelitian Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di Kelas IIIA SD Inpres Pogolede, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya tahun pelajaran 2014-2015. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Subjek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IIIA (tiga-A) SD Inpres pogo lede sebanyak 30 orang yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan. prosedur penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang perkalian. Prosedur atau langkah-langkah penelitian terdiri dari empat 4 (empat) tahap penelitian tindakan kelas( PTK ) yaitu: Tabel 04. Untuk lebih jelas, tahap pelaksanaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: Siklus Pertama Perencanaan Penelitian Tahap perencanaan tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut: Mencari Standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan meteri pembelajaran Peneliti membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan sesuai dengan materi pembelajaran Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal tes Menyiapkan lembar observasi Menyapa siswa Doa bersama Mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran Melakukan apersepsi Menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran pelaksanaan penelitian Adapun yang dilaksanakan dilaksanakan oleh peneliti, sebagai berikut: Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP matematika pokok bahasan perkalian. Siswa belajar matematika tentang perkalian. Siswa mengerjakan LKS dan soal tes. Melakukan evaluasi bersama. Siswa dan peneliti menyimpulkan meteri. Peneliti memberikan penguatan dan memotivasi siswa. Memberikan rangkuman materi. Menutup pembelajaran. Observasi Penelitian Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini mencakup aktifitas siswa dan peneliti dapat menggunakan lembar pengamatan. Refleksi Kegiatan refleksi tentang pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti atau siswa diamati dan dinilai oleh dua pengamat yaitu guru wali kelas dan teman sejawat sebagai kolaborator. Seluruh keberhasilan maupun kegagalan yang dicapai akan dibahas setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Apabila pada siklus pertama ditemukan kekurangan atau siswa belum berhasil maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya untuk perbaikan. Siklus Ke-2 Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut: Mencari Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan materi pembelajaran Peneliti membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan sesuai dengan materi pembelajaran Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal tes Menyiapkan lembar observasi Menyapa siswa Doa bersama Mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran Melakukan apersepsi Menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Adapun tahap yang dilaksanakan peneliti ini sebagai berikut: Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata pelajaran matematika tentang perkalian. Siswa belajar matematika pada konsep perkalian. Siswa mengerjakan LKS dan soal tes Melakukan evaluasi bersama Siswa dan peneliti menyimpulkan meteri Peneliti memberikan penguatan dan memotivasi siswa Memberikan rangkuman materi Menutup pembelajaran Observasi Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini mencakup aktifitas siswa dan peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan. Refleksi Kegiatan refleksi tentang pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti atau siswa diamati dan dinilai oleh dua pengamat yaitu guru wali kelas dan teman sejawat sebagai kolaborator. Pada pelaksanaan siklus ke dua ini siswa telah berhasil maka tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. 5. Teknik Pengempulan Data Pengumpulan data dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu: Tenik Observasi Observasi dilakukan saat kegiatan belajar mengajar peneliti hanya mendatangi lokasi,tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif. Hal ini bertujuan untuk mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas III A SD Inpres Pogo Lede, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya. Teknik Tes Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang siswa yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan seorang siswa setelah menerima dan menguasai pelajaran yang disampai oleh guru. 6. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalisa tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis data dilakukan setelah pelaksanaan tindakan pada setiap siklus yang direncanakan. Data yang akan dicatat untuk dianalisis adalah : Data hasil pengamatan saat pembelajaran melalui penggunaan permainan rumah perkalian dan data prestasi belajar siswa. Data prestasi belajar materi perkalian dianalisis dengan analisis kuantitatif deskriptif dengan cara mencari persentase. Data keterlaksanaan pembelajaran melalui penggunaan permainan rumah perkalian atau puzzle perkalian. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: Dengan= Nilai rata-rata Pengkategorian Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran. Tabel 05. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran TKG KRITERIA 5 Sangat baik 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Kurang sekali Keterangan TKG = Tingkat Kemampuan Guru Pengkategorian Keefektifan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Tabel 06. Keaktifan Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran KKS Kriteria 5 Sangat baik 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Kurang sekali Keterangan KKS: Kriteria Ketuntasan Siswa Data hasil tes Data hasil tes digunakan untuk menghitung kriteria ketuntasan siswa dengan menggunakan rumus: Dengan= Nilai rata-rata nilai=(jumlah skor yang diperoleh)/(skor maksimum) x100% Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 70. Dalam penelitian ini ketuntasan belajar yang diharapkan pada materi perkalian adalah 70. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar menggunakan rumus : T = Siswa Tuntas x 100% Jumlah Siswa Untuk proses belajar Dalam penilaian proses belajar menggunakan format pengamatan kegiatan belajar siswa dalam diskusi kelompok dan demonstrasi/permainan. 7. Indikator Keberhasilan Berdasarkan hipotesis tindakan bahwa melalui penggunaan permainan puzzle Perkalian dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas IIIA semester 2 SD Inpres pogo lede Tahun Pelajaran 2015/2016. H. JADWAL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 01-19 Juli 2015 Tabel 07. No Jenis kegiatan Waktu pelaksanaan Bulan Juli Agustus September 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Tahap persiapan √ √ 2 Tahap pelaksanaan √ √ √ √ 3 Tahap analisis √ √ 4 Tahap pelaporan √ √ Keterangan tabel : Tahap persisapan, minggu ke 1 juli 2015 sampai dengan minggu ke II agustus 2015. Tahap pelaksanaan, minggu ke III juli 2015 sampai dengan minggu ke II September 2015. Tahap analisis, minggu ke II September 2015 sampai dengan minggu ke IV September 2015. Tahap laporan, minggu ke 1 oktober sampai dengan minggu ke II1 oktober 2015. I. BIAYA PENELITIAN Tabel 08. Biaya Penelitian Rp Biaya print proposal 200.000 Biaya transportasi 150.000 Tak terduga 100.000 Jumlah 450,00   BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran umum lokasi penelitian Sejarah berdirinya sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Pogo Lede Desa Watu Kawula Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya. SD Inpres Pogo Lede ini didirikan pada tanggal 1 juli 1984 di Desa Watu Kawula dengan luas wilayah 36.980 m2. Kondisi Fisik Sekolah Letak gedung sekolah SD Inpres Pogo Lede adalah Sebelah timur berbatasan dengan gereja dan rumah warga. Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya. Sebelah utara berbatasan dengan SMP Negeri 4 Pogo Lede. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah warga. SD Inpres Pogo Lede terdiri dari 11 ruangan kelas dengan masing-masing ukuran yaitu: Kelas I, 2 ruangan dengan luas masing-masing 168 m2. Kelas II, 2 ruangan dengan luas masing-masing 168 m2. Kelas III, 2 ruangan dengan luas masing-masing 168 m2. Kelas IV, 2 ruangan dengan luas masing-masing 168 m2. Kelas V, 1 ruangan dengan luas 168 m2. Kelas VI, 2 ruangan dengan luas masing-masing 168 m2. Ruangan guru 1 dengan luas 56 m2. Ruangan perpustakaan 1 dengan luas 56 m2 Ruangan WC guru/siswa dengan luas masing-masing 8 m2. Kondisi Nonfisik Kondisi Guru Guru yang mengajar di SD Inpres Pogo Lede berjumlah 15 orang yaitu 1 kepala sekolah, 1 wakil kepala sekolah, dan 13 guru bidang studi pada masing-masing mata pelajaran. Tabel 1. Nama-Nama Guru SD Inpres Pogo Lede Beserta Jabatannya Masing-Masing. Tabel 09. No Nama Guru Jenis Kelamin Jabatan L P 1. Daniel Umbu Wokura L Kepala sekolah 2. Kristina Lede P Wakil kepala sekolah/IA 3. Margaretha Daido P Guru wali kelas VIB 4. Oktaviana Lede P Guru wali kelas IVA 5. Margaretha Wolla P Guru wali kelas IIB 6. Rosalia Leda P Guru wali kelas VIA 7. Maria Scolastika P Guru Bidang Studi Agama kristen katolik 8. Alviana D Wolla P Guru wali kelas IIIA 9. Dorkas D Taso P Guru Bidang Studi Agama kristen protestan 10. Martina P Kii P Guru wali kelas IIA 11. Lidia Kalumbang P Guru wali kelas IB 12. Meriana T Kawi P Guru wali kelas IIIB 13. M Simanjuntak P Guru wali kelas V 14. Agustinus Bani L Penjaskes 15 Yuliana M Mone P Guru wali kelas IVB Kondisi Siswa Pada awal tahun 2015/2016 jumlah siswa SD Inpres Pogo Lede adalah 343 yang terdiri dari 117 siswa laki-laki dan 226 siswa perempuan. Jumlah siswa kelas III sebagai subjek penelitian terdiri dari 30 orang yaitu 12 siswa laki-laki dan 18 siswi perempuan. Kebanyakan siswa yang bersekolah di SD Inpres Pogo Lede ini berasal dari sekitar desa sekitar Watu Kawula tempat sekolah tersebut dibangun. Banyak prestasi yang telah diraih oleh siswa-siswi di sekolah ini baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Disamping itu juga hubungan/relasi antara siswa-siswi SD Inpres Pogo Lede ini terjalin dengan baik dimana siswa-siswi saling membantu dan menolong, hal ini menunjukkan bahwa relasi yang baik sungguh ada dan terjalin dimana semua pihak baik guru, pegawai dan siswa-siswi bersatu hati dan saling bekerja sama demi mencapai tujuan yang diharapkan yakni meningkatkan mutu pendidikan. Lingkungan sekolah Kondisi lingkungan sekolah SD Inpres Pogo Lede dapat di tata dengan rapi, memiliki lingkungan yang bersih, dan ketertiban sekolah dikontrol baik oleh penjaga sekolah. SD Inpres Pogo Lede memiliki letak bangunan yang sangat strategis, serta masyarakat yang berada di sekitar wilayah desa Watu Kawula turut menjaga keamanan sekolah tersebut sehingga proses belajar mengajar di SD Inpres Pogo Lede cukup kondusif dan menunjang. Deskripsi Hasil Penelitian Perencanaan Penelitian Tahap perencanaan tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut: Mencari Standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan meteri pembelajaran Peneliti membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan sesuai dengan materi pembelajaran Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal tes Menyiapkan lembar observasi Menyapa siswa Doa bersama Mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran Melakukan apersepsi Menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran pelaksanaan penelitian Adapun yang dilaksanakan oleh peneliti, sebagai berikut: Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP matematika pokok bahasan perkalian. Siswa belajar matematika tentang perkalian. Siswa mengerjakan LKS dan soal tes. Melakukan evaluasi bersama. Siswa dan peneliti menyimpulkan meteri. Peneliti memberikan penguatan dan memotivasi siswa. Memberikan rangkuman materi. Menutup pembelajaran. Lembar Observasi Guru siklus I Tabel 10. LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No Aspek yang Diamati Penilaian/skor 1 2 3 4 1 Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan tujuan pembelajaran √ Menyampaikan manfaat materi yang akan disampaikan √ 2 Kegiatan Inti Menjelaskan materi secara terperinci √ Menyampaikan materi menggunakan media atau alat peraga puzzle perkalian √ Membimbing siswa mengerjakan LKS yang dibagikan √ Memberikan umpan balik √ Memotivasi siswa untuk tetap bersemangat dalam menyelesaikan tugasnya √ Menggunakan waktu seefisien mungkin √ 3 KegiatanAkhir Membimbing siswa membuat kesimpulan √ Memberikan penguatan √ Menutup pembelajaran √ Lembar Obsevasi Siswa Kegiatan observasi dilakukan oleh guru, sesuai dengan lembar observasi yang sudah disediakan. Ada pun hal yang diobservasi adalah keaktifan siswa dalam berdiskusi, keseriusan siswa dalam memberikan pertanyaan ketepatan siswa dalam membacakan hasil diskusi Tabel 1.1 Lembr Observasi Siswa No Nama Siswa Aspek Penilaian Skor Nilai bertanya menjawab memperhatikan mendengarkan 1 Alfiridus Saputra Lede 1 2 3 3 9 4,5 2 Anastasia Ina 2 3 3 3 11 5,5 3 Anisius Bulu 3 1 3 3 10 5o 4 Anggereni M Bili 3 4 4 4 15 75 5 Anastasia D Ina 2 4 4 4 14 70 6 Alfirida Bani 2 4 4 4 14 70 7 Adelheit M Kaha 3 4 4 4 15 75 8 Carolina I.A.Wijaya 4 4 4 4 16 80 19 Dominikus D.Goro 4 4 4 4 16 80 10 Ewalda A.S. Ule 3 3 3 3 12 60 11 Gregorius D. Ngongo 4 4 4 4 16 80 12 Imelda Bulu 2 3 3 4 12 60 13 Katrina Bili 3 4 4 4 15 75 14 Marselinus S. Milo 1 2 3 2 8 40 15 Maria A.Lamidan 4 4 4 4 16 80 16 Maria T. Lede 3 4 4 4 15 75 17 Natalia Ngongo 3 4 3 3 13 65 18 Octavianus Lende 4 4 4 4 16 80 19 Petronela Ina 4 4 4 4 16 80 20 Rischard S. D. Deda 2 3 3 3 11 5,5 21 Fanesa P. Usi 4 4 4 4 16 80 22 Yanto U. Parowa 3 4 4 4 15 75 23 Emanuel Malo 4 3 4 4 15 75 24 Meriani I.Kaka 3 4 4 4 15 75 25 Nofrianus Renda 3 4 3 4 14 70 26 Mardiana Bulu 4 4 4 4 16 80 27 Firgirius N. P. Goro 2 3 3 3 11 5,5 28 Abdi K.Bani 3 4 4 4 15 7,5 29 Sefrense M.Bota 3 3 3 3 12 60 30 Obet Rangga Mone 3 1 3 3 10 50 Jumlah Nilai 2045 Rata-Rata 68,16 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 45 Dari tabel diatas ada empat aspek yang dinilai pada evaluasi siklus 1yaitu: bertanya Dari aspek ini dapat di ketahui bahwa dari 30 siswa, ada 9 siswa yang aktif melontarkan pertanyaan. menjawab Dari 30 siswa dapat di ketahui bahwa ada 19 siswa yang berani menjawab pertanyaan pada saat berdiskusi memperhatikan Dari 30 siswa dapat diketahui bahwa ada 18 siswa yang konsentarasi penuh saat guru menjelaskan materi pembelajaran. 4. mendengarkan Dari 30 siswa dapat diketahui bahwa ada 20 siswa yang aktif mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru saat pembelajaran. Evaluasi Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran .Melalui evaluasi pembelajaran data tersebut dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Adapun data hasil penelitian pada siklus 1 adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 Alfiridus Saputra Lede 100 T 2 Anastasia Ina 90 T 3 Anisius Bulu 70 T 4 Anggereni M Bili 50 TT 5 Anastasia D Ina 100 T 6 Alfirida Bani 80 T 7 Adelheit M Kaha 70 T 8 Carolina I.A.Wijaya 0 TT 9 Dominikus D.Goro 0 TT 10 Ewalda A.S. Ule 60 TT 11 Gregorius D. Ngongo 100 T 12 Imelda Bulu 100 T 13 Katrina Bili 90 T 14 Marselinus S. Milo 0 TT 15 Maria A.Lamidan 90 T 16 Maria T. Lede 0 TT 17 Natalia Ngongo 100 T 18 Octavianus Lende 100 T 19 Petronela Ina 0 TT 20 Rischard S. D. Deda 100 T 21 Fanesa P. Usi 60 TT 22 Yanto U. Parowa 50 TT 23 Emanuel Malo 0 TT 24 Meriani I.Kaka 60 TT 25 Nofrianus Renda 60 TT 26 Mardiana Bulu 100 T 27 Firgirius N. P. Goro 0 TT 28 Abdi K.Bani 60 TT 29 Sefrense M.Bota 60 TT 30 Obet Rangga Mone 0 TT jumlah nilai 1750 jumlah rata-rata kelas 68,16 presentase 53,33% nilai tertinggi 100 nilai terendah 0 jumlah siswa yang tuntas 14 jumlah siswa yang tidak tuntas 16 Adapun data hasil penelitian dari siklus I adalah= Dari tabel4.4 diatas dapat dikethui bahwa jumlah nilai seluruhnya adalah: dengan jumlah rata-rata kelas :=2045/30 x100%=68,16 dan hasil presentase dari 30 siswa adalah 16/30 x100=53,33% dan nilai tertinggi ada delapan siswa dengan nilai100 dan nilai terendah ada delapan siswa dengan nilai= 0 dan jumlah siswa yang tuntas ada 14 orang siswa yang tidak tuntas ada 16 orang. Refleksi Dari hasil evaluasi pembelajaran dan observasi kemampuan guru dalam mengajar,peneliti melakukan refleksi tindakan pada siklus 1 yang merupakan hasil refleksi siklus 1 sebagai berikut: Kurangnya motivasi dari guru terhadap murid dalam belajar Kurang detailnya informasi yang di sampaikan oleh guru sehingga siswa sendiri kurang memahami apa yang di sampaikan oleh guru Guru kurang menguasai kondisi dalam kelas, sehingga terdapat siswa yang kurang serius dalam menerima pelajaran Masih banyak siswa yang kurang berani mengemukakan pendapatnya Kurangnya sikap menghargai pendapat orang lain Banyak siswa yang tidak hadir saat peneliti melakukan atau memberikan tes Pemilihan apersepsi yang kurang menarik sehingga kurang termotivasi siswa untuk belajar Penguasaan kelas belum sempurna Berdasarkan hasil refleksi diatas, maka tindak lanjut yang di lakukan untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan perbaikan pembelajaran pada tahap siklus II.   SIKLUS II Perencanaan Penelitian Tahap perencanaan tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut: Mencari Standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan meteri pembelajaran Peneliti membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan sesuai dengan materi pembelajaran Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal tes Menyiapkan lembar observasi Menyapa siswa Doa bersama Mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran Melakukan apersepsi Menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran pelaksanaan penelitian Adapun yang dilaksanakan oleh peneliti, sebagai berikut: Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP matematika pokok bahasan perkalian. Siswa belajar matematika tentang perkalian. Siswa mengerjakan LKS dan soal tes. Melakukan evaluasi bersama. Siswa dan peneliti menyimpulkan meteri. Peneliti memberikan penguatan dan memotivasi siswa. Memberikan rangkuman materi. Menutup pembelajaran. Lembar Observasi Guru siklus II Tabel 1.3 LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No Aspek yang Diamati Penilaian/skor 1 2 3 4 1 Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan tujuan pembelajaran √ Menyampaikan manfaat materi yang akan disampaikan √ 2 Kegiatan Inti Menjelaskan materi secara terperinci √ Menyampaikan materi menggunakan media atau alat peraga puzzle perkalian √ Membimbing siswa mengerjakan LKS yang dibagikan √ Memberikan umpan balik √ Memotivasi siswa untuk tetap bersemangat dalam menyelesaikan tugasnya √ Menggunakan waktu seefisien mungkin √ 3 KegiatanAkhir Membimbing siswa membuat kesimpulan √ Memberikan penguatan √ Menutup pembelajaran √ Lembar Obsevasi Siswa Kegiatan observasi dilakukan oleh guru, sesuai dengan lembar observasi yang sudah disediakan. Ada pun hal yang diobservasi adalah memberikan pertanyaan, menjawab, memperhatikan dan mendengarkan di saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tabel 1.4 Lembr Observasi Siswa No Nama Siswa Aspek Penilaian Skor Nilai bertanya menjawab memperhatikan mendengarkan 1 Alfiridus Saputra Lede 3 4 3 4 14 70 2 Anastasia Ina 3 4 4 4 15 75 3 Anisius Bulu 4 4 4 4 16 80 4 Anggereni M Bili 4 4 4 4 16 80 5 Anastasia D Ina 3 4 4 4 15 75 6 Alfirida Bani 2 4 4 4 14 70 7 Adelheit M Kaha 3 4 4 4 15 75 8 Carolina I.A.Wijaya 4 4 4 4 16 80 19 Dominikus D.Goro 4 4 4 4 16 80 10 Ewalda A.S. Ule 3 4 4 4 15 75 11 Gregorius D. Ngongo 4 4 4 4 16 80 12 Imelda Bulu 4 4 4 4 16 80 13 Katrina Bili 3 4 4 4 15 75 14 Marselinus S. Milo 3 3 3 3 12 60 15 Maria A.Lamidan 4 4 4 4 16 80 16 Maria T. Lede 3 4 4 4 15 75 17 Natalia Ngongo 3 4 3 4 14 70 18 Octavianus Lende 4 4 4 4 16 80 19 Petronela Ina 4 4 4 4 16 80 20 Rischard S. D. Deda 3 3 3 4 13 65 21 Fanesa P. Usi 4 4 4 4 16 80 22 Yanto U. Parowa 3 4 4 4 15 75 23 Emanuel Malo 4 3 4 4 15 75 24 Meriani I.Kaka 3 4 4 4 15 75 25 Nofrianus Renda 3 4 3 4 14 70 26 Mardiana Bulu 4 4 4 4 16 80 27 Firgirius N. P. Goro 4 4 4 4 16 80 28 Abdi K.Bani 3 4 4 4 15 75 29 Sefrense M.Bota 4 4 4 3 15 75 30 Obet Rangga Mone 4 4 4 4 16 80 Jumlah Nilai 2273 Rata-Rata 75,766 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 60 Dari tabel diatas ada empat aspek yang dinilai pada evaluasi siklus 1yaitu: bertanya Dari aspek ini dapat di ketahui bahwa dari 30 siswa, ada 15 siswa yang aktif melontarkan pertanyaan. menjawab Dari 30 siswa dapat di ketahui bahwa ada 27 siswa yang berani menjawab pertanyaan pada saat berdiskusi memperhatikan Dari 30 siswa dapat diketahui bahwa ada 25 siswa yang konsentarasi penuh saat guru menjelaskan materi pembelajaran. mendengarkan Dari 30 siswa dapat diketahui bahwa ada 28 siswa yang aktif mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru saat pembelajaran. Evaluasi Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran .Melalui evaluasi pembelajaran data tersebut dapat di lihat pada tablel di bawah ini: Adapun data hasil penelitian pada siklus 1 adalah sebagai berikut: Tabel 1.5 Hasil Belajar Siswa Meningkat pada Siklus II No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 Alfiridus Saputra Lede 100 T 2 Anastasia Ina 90 T 3 Anisius Bulu 80 T 4 Anggereni M Bili 90 T 5 Anastasia D Ina 100 T 6 Alfirida Bani 80 T 7 Adelheit M Kaha 70 T 8 Carolina I.A.Wijaya 80 T 9 Dominikus D.Goro 100 T 10 Ewalda A.S. Ule 70 T 11 Gregorius D. Ngongo 100 T 12 Imelda Bulu 100 T 13 Katrina Bili 90 T 14 Marselinus S. Milo 60 TT 15 Maria A.Lamidan 90 T 16 Maria T. Lede 90 T 17 Natalia Ngongo 100 T 18 Octavianus Lende 100 T 19 Petronela Ina 70 T 20 Rischard S. D. Deda 60 TT 21 Fanesa P. Usi 80 T 22 Yanto U. Parowa 80 T 23 Emanuel Malo 70 T 24 Meriani I.Kaka 80 T 25 Nofrianus Renda 80 T 26 Mardiana Bulu 100 T 27 Firgirius N. P. Goro 70 T 28 Abdi K.Bani 90 T 29 Sefrense M.Bota 80 T 30 Obet Rangga Mone 70 T jumlah nilai 2520 jumlah rata-rata kelas 84 presentase 93,33% nilai tertinggi 100 nilai terendah 60 jumlah siswa yang tuntas 28 jumlah siswa yang tidak tuntas 2 Adapun data hasil penelitian dari siklus II adalah= Dari tabel4.4 diatas dapat dikethui bahwa jumlah nilai seluruhnya adalah: dengan jumlah rata-rata kelas :=2520/30 x100%=84 dan hasil presentase dari 30 siswa adalah 28/30 x100 = 93,33% dan nilai tertinggi ada delapan siswa dengan nilai100 dan nilai terendah ada satu siswa dengan nilai=60 dan jumlah siswa yang tuntas ada 28 orang siswa yang tidak tuntas ada 2 orang. Refleksi Dari hasil evaluasi pembelajaran dan observasi kemampuan guru dalam mengajar,peneliti melakukan refleksi tindakan pada siklus II yang merupakan hasil refleksi dari siklus II maka hasil belajar siswa meningkat sebagai berikut: Berdasarkan data hasil tes pada tabel 1.5 di atas, dapat dilihat bahwa ada 28 siswa yang tuntas belajar dan ada 2 siswa yang tidak tuntas belajar. Ketuntasan secara klasikal mencapai 93,33%. Dengan demikian, berdasarkan rata-rata skor yang diperoleh dan dikaitkan dengan kriteria ketuntasan sebagaimana diuraikan pada Bab III, maka dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran MATEMATIKA,materi tentang perkalian dengan menggunakan media puzzle perkalian, pada siklus II secara klasikal siswa tuntas belajar. Rata-rata hasil belajar tercapai dilihat dari hasil siklus I ke siklus II. Besarnya peningkatan yaitu 40%. Berdasarkan hasil analisis pada kemampuan guru mengelola pembelajaran, keterampilan menggunakan media puzzle perkalian, dan hasil tes yang dicapai pada siklus II maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan siklus II siswa berhasil. PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diperoleh adalah data kuantitatif yaitu hasil pengelolaan pembelajaran MATEMATIKA dengan menggunakan media puzzle perkalian. Alat yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal tes yang dilakukan setiap siklus. Semua data-data tersebut telah disusun dan disajikan dalam bentuk tabel sehingga mudah dibaca dan dan dimengerti. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan lembar observasi yang direncanakan dalam setiap siklus. Lembar observasi terdiri dari aktifitas siswa dan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian dengan menggunakan media puzzle perkalian pada mata pelajaran MATEMATIKA pokok bahasan perkalian, dimana hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan. Pada siklus I presentase ketuntasan klasikal 53,33% dan pada siklus II meningkat menjadi 93,33%. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan media puzzle perkalian dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MATEMATIKA pokok bahasan perkalian pada siswa kelas IIIA Tahun ajaran 2015/2016. BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini maka diambil kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi perkalian dengan menggunakan media puzzle perkalian, ditandai dengan peningkatan hasil belajar dalam setiap siklus yaitu siklus satu mengalami peningkatan dengan nilai rata- rata 68 dengan persentase ketuntasan 53,33% dan siklus kedua yang semakin meningkat dengan nilai rata-rata 84 dengan persentase ketuntasan 93,33%. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar proses belajar matematika lebih efektif dan memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka yang menjadi saran adalah sebagai berikut: Bagi mahasiswa Memberikan masukan bagi guru dalam proses belajar mengajar dan memberikan informasi tentang kemajuan yang diperoleh siswa melalui penggunaan media puzzle perkalian Bagi siswa Diharapkan dengan menggunakan media puzzle perkalian dapat mengaktifkan proses belajar mengajar dan disertai dengan memberikan motivasi bagi siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran. Bagi guru Guru hendaknya media pembelajaran yang bervariasi dalam melakukan pengajaran agar proses belajar tidak monoton dan bisa lebih hidup. Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah penelitian ini, diharapkan kepada peneliti lain dapat mencari media lain yang mungkin lebih efektif. Bagi sekolah Sekolah harus menyiapkan alat peraga atau media pembelajaran sehingga meningkatkan mutu pendidikan. DAFTAR PUSTAKA http://aritmatxx. wordpres/tag/pendidikan guru diakses pada hari jumat jam 03.15 wita tanggal 22 mei 2015. http://hipni. blogspot. com/pengertian prestasi belajar diakses pada hari jumat jam 03.40 wita tanggal 22 mei 2005. http://belajar psikologis anak. com/diakses pada hari senin jam 04.25 wita 25 mei 2015 htpp://Erlinda-facrunisa. Blogspot. com strategi belajar matematika. html diakses pada hari rabu jam 09.15 wita tanggal 27 mei 2015. Kaka Lusia, Rengge. 2014. Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar. Kupang: UNDANA . (Skripsi). Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar. Wardhani,IGAK dan Kuswaya Wihardit. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Anggoro, M. Toha,dkk. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 Sekolah : Sd Inpres Pogo Lede Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/II Materi pokok : Perkalian Waktu : 4x35 Menit (2x Pertemuan) STANDAR KOMPETENSI Melakukan operasi hitung bilangan sampai 3 angka KOMPETENSI DASAR Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka. INDIKATOR Mengingat kembali fakta dasar perkalian meengenal sifat bilangan yang di kalikan dengan nol. Mengenal sifat perkalian yang di kalikan dengan bilangan 1. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah pembelajaran selesai, siswa diharapkan: Mengetahui sifat bilangan yang di kalikan dengan nol. Mengetahui sifat perkalian yang dikalikan dengan bilangan 1. Dapat mengetahui dan menghafal perkalian sampai 100. MATERI POKOK Perkalian Perkalian sebagai penjumlahan berulang . Contoh : 3x6 =6+6+6= 18 Perkalian yang dikalikan dengan angka nol,bilangan apa saja yang dikalikan dengan angka nol hasil tetap angka nol. Contohnya: 5x0= 0 3x0=0 Perkalian yang dikalikan dengan angka 1,bilangan apa saja yang dikalikan 1 hasil tetap bilangan itu sendiri. Contohnya: 5x1=5 2x1=2 3x1=3 4x1=4 METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN Metode: ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi. Model pembelajaran langsung LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (10 Menit) Dalam kegiatan awal, peneliti: Menyapa siswa mengucapkan salam Doa untuk mengawali pembelajaran Mengecek kehadiran siswa atau absensi Mengatur kelas dan menkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran Apersepsi: Guru mengajak siswa menyanyi bersama – sama dengan judul lagu “ DUA MATA SAYA “ Menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti (45 Menit) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, peneliti: Menjelaskan tentang perkalian sebagai penjumlan berulang Memberikan contoh perkalian sebagai penjumlahan berulang Menjelajaskan sifat bilangan yang dikalikan dengan nol dan memberikan contohnya. Menjelaskan sifat bilanga yang dikalikan dengan 1. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, peneliti: Membagi siswa dalam bentuk kelompok secara heterogen. Membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) Menjelaskan cara mengerjakan LKS Memantau atau mengontrol siswa dalam mengerjakan LKS Membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Konfimasi Dalam tahap konfimasi, peneliti: Meminta siswa mengumpulkan LKS ( Lembar Kerja Siswa ) yang telah dikerjakan serta mempresentasikannya. Memberikan penilaian Melakukan evaluasi bersama Kegiatan Penutup (15 Menit) Dalam kegiatan penutup, guru: Bersama siswa menyimpulkan meteri pembelajaran Memberikan motivasi atau penguatan kepada siswa Mengakhiri pembelajaran Salam penutup PENILAIAN Jenis penilain: proses. Bentuk penilain: tes tertulis Soal evaluasi terlampir. SUMBER DAN BAHAN Sumber: buku cerdas berhitung matematika kelas III SD dan MI, Aneka Ilmu. Bahan: alat peraga puzzle perkalian sesuai materi ajar. Mengetahui, Kepala Sekolah Peneliti (Daniel U. Wokura) (Obed Laboya) Nip: Nim:1301140605 Lembar Kerja Siswa (LKS) Nama dalam kelompok: Mata pelajaran: Matematika Kelas: III A 1). 3 x 4 =... 2). 2 + 2 + 2 + 2 =... x ... =... 3). 5 + 5 + 5 =... x ... =... 4). 9 x 0 = . 5). 5 x 1 =. Kunci jawaban: 4+4+4=12 4x2=8 3x5=15 0 5 LEMBARAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU PADA SIKLUS I Isilah lembar observasi di bawah ini dengan melingkari pada aspek pengamatan dengan keadaan yang nampak selama proses pembelajaran berlangsung. No Aspek yang Diamati Penilaian 1 Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 5 Menyampaikan manfaat materi yang akan disampaikan 1 2 3 4 5 2 Kegiatan Inti Menjelaskan materi secara terperinci 1 2 3 4 5 Menyampaikan materi menggunakan media atau alat peraga puzzle perkalian 1 2 3 4 5 Membimbing siswa mengerjakan LKS yang dibagikan 1 2 3 4 5 Memberikan umpan balik 1 2 3 4 5 Memotivasi siswa untuk tetap bersemangat dalam menyelesaikan tugasnya 1 2 3 4 5 Menggunakan waktu seefisien mungkin 1 2 3 4 5 Menyiapkan komponen seperti lingkungan sekitar dan intrumen lainnya 1 2 3 4 5 3 KegiatanAkhir Membimbing siswa membuat kesimpulan 1 2 3 4 5 Memberikan penguatan 1 2 3 4 5 Membantu siswa membuat rangkuman materi 1 2 3 4 5 Menutup pembelajaran 1 2 3 4 5 Keterangan: 4= sangat baik, 3= baik, 2= kurang, 1= sangat kurang LEMBAR AN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I Isilah lembar observasi di bawa ini dengan melingkari pada aspek pengamatan dengan keadaan yang nampak selama proses pembelajaran berlangsung. No. Aspek yang diamati Penilaian 1 Merespon kegiatan pembelajaran 1 2 3 4 5 2 Merespon gambaran strategi pembelajaran 1 2 3 4 5 3 Siswa aktif dalam pembelajaran 1 2 3 4 5 4 Siswa aktif mengamati lingkungan sekitar. 1 2 3 4 5 5 Menyebutkan yang termasuk lingkungan alam dan buatan 1 2 3 4 5 6 Siswa mengerjakan LKS 1 2 3 4 5 7 Menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti 1 2 3 4 5 8 Antusias terhadap penjelasan peneliti 1 2 3 4 5 9 Melakukan refleksi atau kesimpulan pembelajaran 1 2 3 4 5 10 Membuat rangkuman 1 2 3 4 5 Keterangan: 4= sangat baik, 3= baik, 2= kurang, 1= sangat kurang \ LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Sekolah : Sd Inpres Pogo Lede Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/II Materi pokok : Perkalian Waktu : 2X35 Menit (2x Pertemuan) STANDAR KOMPETENSI Melakukan operasi hitung bilangan sampai 3 angka KOMPETENSI DASAR Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka. INDIKATOR Mengingat kembali fakta dasar perkalian meengenal sifat bilangan yang di kalikan dengan nol. Mengenal sifat perkalian yang di kalikan dengan bilangan 1. Mengingat kembali fakta dasar perkalian sampai 100 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah pembelajaran selesai, siswa diharapkan: Mengetahui sifat bilangan yang di kalikan dengan nol. Mengetahui sifat perkalian yang dikalikan dengan bilangan 1. Dapat mengetahui dan menghafal perkalian sampai 100. MATERI POKOK Perkalian Perkalian sebagai penjumlahan berulang . Contoh : 3x6 =6+6+6= 18 Perkalian yang dikalikan dengan angka nol,bilangan apa saja yang dikalikan dengan angka nol hasil tetap angka nol. Contohnya: 5x0= 0 3x0=0 Perkalian yang dikalikan dengan angka 1,bilangan apa saja yang dikalikan 1 hasil tetap bilangan itu sendiri. Contohnya: 5x1=5 2x1=2 3x1=3 4x1=4 METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN Metode: ceramah, tanya jawab, penugasan,diskusi. Model pembelajaran langsung LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (10 Menit) Dalam kegiatan awal, peneliti: Menyapa siswa mengucapkan salam Doa untuk mengawali pembelajaran Mengecek kehadiran siswa atau absensi Mengatur kelas dan menkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran Apersepsi: Guru mengajak siswa menyanyi bersama – sama dengan judul lagu “ DUA MATA SAYA “ Menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti (45 Menit) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, peneliti: Menjelaskan tentang perkalian sebagai penjumlan berulang Memberikan contoh perkalian sebagai penjumlahan berulang Menjelajaskan sifat bilangan yang dikalikan dengan nol dan memberikan contohnya. Menjelaskan sifat bilanga yang dikalikan dengan 1 Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, peneliti: Membagi siswa dalam bentuk kelompok secara heterogen. Membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) Menjelaskan cara mengerjakan LKS Memantau atau mengontrol siswa dalam mengerjakan LKS Membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Konfimasi Dalam tahap konfimasi, peneliti: Meminta siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan serta mempresentasikannya. Memberikan penilaian Melakukan evaluasi bersama Kegiatan Penutup (15 Menit) Dalam kegiatan penutup, guru: Bersama siswa menyimpulkan meteri pembelajaran Memberikan motivasi atau penguatan kepada siswa Mengakhiri pembelajaran Salam penutup PENILAIAN Jenis penilain: proses. Bentuk penilain: tes tertulis Soal evaluasi terlampir SUMBER DAN BAHAN Sumber: buku cerdas berhitung matematika kelas III SD dan MI,Aneka Ilmu. Bahan: alat peraga puzzle perkalian sesuai materi ajar. Mengetahui, Kepala Sekolah Peneliti ( Daniel U. Wokura ) ( Obed Laboya ) Nip: Nim:1301140605 Lembar Kerja Siswa (LKS) Nama dalam kelompok: Mata pelajaran: Matematika Kelas: III A 1). 3 x 4 =... 2). 2 + 2 + 2 + 2 =... x ... =... 3). 5 + 5 + 5 =... x ... =... 4). 9 x 0 = . 5). 5 x 1 =. Kunci jawaban: 4+4+4=12 4x2=8 3x5=15 0 5 LEMBARAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU PADA SIKLUS II Isilah lembar observasi di bawah ini dengan melingkari pada aspek pengamatan dengan keadaan yang nampak selama proses pembelajaran berlangsung. No Aspek yang Diamati Penilaian 1 Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 5 Menyampaikan manfaat materi yang akan disampaikan 1 2 3 4 5 2 Kegiatan Inti Menjelaskan materi secara terperinci 1 2 3 4 5 Menyampaikan materi menggunakan media langsung. 1 2 3 4 5 Membimbing siswa mengerjakan LKS yang telah dibagikan 1 2 3 4 5 Memberikan umpan balik 1 2 3 4 5 Memotivasi siswa untuk tetap bersemangat dalam menyelesaikan tugasnya 1 2 3 4 5 Menggunakan waktu seefisien mungkin 1 2 3 4 5 Menyiapkan komponen seperti lingkungan sekitar dan intrumen lainnya 1 2 3 4 5 3 KegiatanAkhir Membimbing siswa membuat kesimpulan 1 2 3 4 5 Memberikan penguatan 1 2 3 4 5 Membantu siswa membuat rangkuman materi 1 2 3 4 5 Menutup pembelajaran 1 2 3 4 5 Keterangan: 4= Sangat baik, 3= Baik, 2= kurang, 1= sangat kurang LEMBARAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II Isilah lembar observasi di bawa ini dengan melingkari pada aspek pengamatan dengan keadaan yang nampak selama proses pembelajaran berlangsung. No. Aspek yang diamati Penilaian 1 Merespon kegiatan pembelajaran 1 2 3 4 5 2 Merespon gambaran strategi pembelajaran 1 2 3 4 5 3 Siswa aktif dalam pembelajaran 1 2 3 4 5 4 Siswa aktif mengamati lingkungan sekitar. 1 2 3 4 5 5 Menyebutkan yang termasuk lingkungan alam dan buatan 1 2 3 4 5 6 Siswa mengerjakan LKS 1 2 3 4 5 7 Menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti 1 2 3 4 5 8 Antusias terhadap penjelasan peneliti 1 2 3 4 5 9 Melakukan refleksi atau kesimpulan pembelajaran 1 2 3 4 5 10 Membuat rangkuman 1 2 3 4 5 Keterangan: 4= sangat baik, 3= baik, 2= kurang, 1= sangat kurang

Posting Komentar

0 Komentar